Aku adalah salah satu dari sekian milyar jiwa di permukaan bumi ini yang gatau bedanya mie, pasta sama ramen. Untuk dua yang paling awal, kebetulan pernah nyobain. Tapi untuk yang ketika a.k.a ramen, yesterday was my first! Dan itu sangat malu-maluin wkwk. Lets go back to the day before yesterday, 30 Mei 2021.
***
Di hari yang cerah itu, aku berencana ke kota Batu sama temen sekolah. Kebetulan sedang akhir pekan dan aku sudah lama sekali ga ketemu dia, well sebulan sih. Jadi aku ingin memanfaatkan waktu luangku untuk keeping up sama cerita-cerita kehidupan dia, sekaligus eksplor dan menikmati indahnya kota wisata Batu, Malang.
Dari awal, kita sudah berencana untuk ke San Terra de Lafonte, sebuah taman wisata di Pujon, Malang. Kenapa kesini? Simply karena kita kebetulan sama-sama belum pernah kesini dan setelah browsing-browsing ternyata HTMnya murah wkwk. Another thing is, ada wahana macam flying fox, bom bom car, dan yang paling pengen aku coba; trampolin! God aku belum pernah nyobain ini dan pengen bgt!!
Jadilah kita bikin rencana main. Berawal dari rencana berangkat jam 7 pagi hingga molor jadi jam setengah 10 (classic!), lalu nyasar-nyasar karena nyari shortcut via gmaps (yang rasanya malah makin lama zzz), akhirnya sampailah kita disana. Diluar dugaan, ternyata ngga sejauh itu sih. Lokasinya deket banget dari jalan masuk ke Paralayang Batu. Ok lega karena ternyata ngga jauh, TAPI OH TAPI kok rame banget parkirannya? Penuh sesak sama bus, mobil, dan motor. Ah, baru inget ternyata ini akhir pekan.. yasudahlah terima nasib.
***
Dengan HTM yang cuma 30k per orang (weekday harga lebih murah), ini sudah sangat sangat ok. Konsep tamannya sendiri lebih ke taman bunga di antara bangunan-bangunan Belanda, yang entah bagaimana ada bangunan-bangunan Korea dan penyewaan Hanbok juga (?). Oh, bangunan-bangunannya pun mayoritas adalah papan-papan kayu yang di bentuk dan cat warna-warni menyerupai tampak depan rumah-rumah tradisional Belanda, bukan yang beneran bangunan rumah gitu, jadi cuma depannya aja. Ada beberapa saja yang bangunan asli dibalut ciri khas Belanda. Again, with that price it still is worth it.
Lanjut ke bagian yang aku tunggu-tunggu tapi sangat mengecewakan; wahana bermain yang ditawarkan. Mulai dari bom bom car, flying fox, dan trampolin yang aku impi-impikan itu ternyata dibatasi hanya untuk anak kecil atau yang bobot badannya di bawah 40kg saja :'( auto nge freeze pas tau :((. Jadi ya, disitu kita literally cuma beli minum, muter-muter, plonga-plongo, foto beberapa kali, terus pulang. Ngga ada satu jam kita disitu :')
Overall ok kok, mungkin karena terlampau ramai aja jadi kita kurang begitu cocok dengan suasananya. Rencana ngobrol ngalor ngidul pun juga kurang nyaman karena semua tempat duduk dah ditempati dan terlalu bising juga. Akan sangat rekomended kalau kesana pas weekday pas sepi pengunjung gitu, pasti aku pun bakal betah seharian menikmati pemandangan dan spot foto. Apalagi buat yang bawa orang terkasih, sangat rekomended sih karena suasananya romantis.
Keluar spot, jadilah kita memutuskan ke daerah Ijen Malang untuk cari tempat ok buat ngobrol-ngobrol sekalian kulineran dan yup, nyobain ramen!
***
It was Moshi Moshi Ramen, terletak di daerah Kawi Ijen Malang. Suasana kedainya mirip-mirip kedai Jepang pada umumnya, bersih, banyak dekor yang jejepangan, dan music yang di puter juga music jepang. Menu yang ditawarkan juga sangat beragam, dan tentu saja makanan yang ditawarkan makanan jepang semua. Karena itu pertama kalinya aku mau makan ramen jadi aku kurang paham dengan menu yang paling cocok di lidah lokal yang mana (sebagai pemanasan biar ga kaget gitu lidahnya). So aku minta rekomendasi temenku dan dia saranin untuk coba Penang Curry. Deskripsinya sih Ramen yang dipadukan dengan khas Asia Tenggara, so ok aku pesen ini sama Ice Ocha dan Fried Sushi Roll.
Menit berlalu dan hidanganpun sampai di meja. My first shook: PAKE SUMPIT?? Ya makes sense sih asia timur kan ya tapi asli beneran ga terlintas di pikiran bakal pake sumpit.. damn aku gabisa pake sumpit.. :(( Berusaha tenang dan ga keliatan udik akupun mencoba memegang sumpit dan makan ramenku dengan elegan. Its hard di awal tapi ternyata ngga se menyeramkan yang aku khawatirkan. Mungkin aku sebenernya ada darah jepang? *muntah dulu*
Lanjut cobain this overpriced tea alias ocha, satu seruput dan...... PAHIT????? Like, pahit bgt please sama sekali ga di kasih gula inimah :(( Kirain aku ketika pesen ice ocha tu sama dengan es teh wkwk bukan teh pahit gini tolong. Trus tiba-tiba inget salah satu YouTube Shorts yang aku tonton, tentang orang Indonesia yang tinggal di Jepang dan emang katanya teh di Jepang itu pahit. Mereka pun malah kaget pas nyobain teh gelas disini karena manis?? So yeah, different people different culture, bisa di bilang aku kena culture shock sih wkwk. Tapi tetep berusaha tampak biasa saja dan kaya udah sering minum ocha, yay ocha minuman favoritku hiks.
Next, sushi. Everything was fine, Aku kan tadi udah master dalam memakai sumpit kan, jadi se PD itu sampe satu potong sushi yang aku sumpit jauh ke mangkok dan kuah ramennya nyiprat kemana-mana.. *facepalm* Aaaaaa kubur aku hidup-hidup plissss that was fkcing embarassing i could die. Sambil berusaha tetep tenang aku ambil tisu dan mulai lap meja, thank god gak ada yang nyiprat ke baju, dan orang-orang (untungnya) ga ada yg peduli, kecuali temenku yang malah cengengesan -_-. But hey, i refused to give up pake sumpit! Even after my friend suggested it! Keukeuh pake sumpit karena aku pantang menyerah dan fiuh, sampai akhir ga ada tragedi lagi. Dengan puas dan bangga ku menyeruput tehku untuk terakhir kalinya dan PAHIT!! Ahh lupa ini teh ice ocha!!
***
So yeah, my first experience makan ramen cukup memalukan. Agaknya aku harus banyak belajar etiquette makan di tempat-tempat semi fancy sih, karena megang sumpit aja masih kaku begitu. Termasuk cara pemesanan pun disana juga beda, kita baca menunya secara mandiri di tautan IG kedainya gitu. Aku biasanya makan di pinggir jalan sih ga di fancy-fancy gini, so yeah a lot to learn.
Overall, untuk pelayanan, rasa, everything sangat ngga mengecewakan, kecuali tehnya aja yang agak beda selera denganku. Apakah aku akan balik lagi? Tentu saja! Ada banyak bgt menu yang pengen aku cobain nantinya, tapi sebelum itu, mungkin aku akan belajar megang sumpit dulu!
Inu si Tropical Bee
0 comments