Life is never been easy. But have you ever had this thought of suicide saking tidak easy-nya?
teach me how to feel.. |
Sering sekali aku baca cerita orang-orang di social media yang membagikan kisah peliknya kehidupan mereka, tentang masalah-masalah runyam yang buntu, entah itu percintaan, keluarga, piutang, pekerjan, social life, dll, hingga benih-benih pikiran untuk mengakhiri hidup itu mulai tumbuh.
Banyak orang berfikir suicide adalah sebuah solusi, untuk menghentikan apapun hal buruk yang sedang mereka alami. Berharap penderitaan, rasa sakit, rasa lelah yang menghantui akan berakhir ketika mereka mengakhiri hidupnya. Could be true, dari perspektif non agama islam ya (aku tidak tahu banyak tentang kepercayaan-kepercayaan lain, jadi aku cuma bisa put islam saja). Anw, i have never been in their shoes so i cant never judge them. I believe that we all should be free to choose our freedom, entah itu kebebasan beragama, berpakaian, berekspresi, dll, termasuk salah satunya adalah kebebasan untuk mengakhiri kehidupan kita. Meski ada beberapa batasan untukku pribadi, kaya ok kamu bebas melakukan apapun yang kamu percayai selama pilihan kamu itu ngga merugikan orang lain. To this point, aku rasa suicide seharusnya tidak merugikan siapapun, well tergantung konteks juga karena tiap case pasti berbeda.
***
I want to end my life. Since like years ago. The reason? None, i just want it. Call me weird but its true. My life is not particularly hard, i have had some depressing problems ofc tapi dibandingin sama masalah hidup orang-orang rasanya milikku b aja, really. Well, besar kecil masalah tetep valid sih, mungkin masalahku kaya b aja, tapi bukan berarti itu bukan masalah, kan? Dan kapabilitas tiap orang untuk dapat cope dengan suatu masalah juga beda, so it cant really be compared, i guess? So whats my damn problems sampe aku punya pikiran-pikiran untuk suicide? Idk.. i really dont know.. Maybe im just bored with life. Nothing excites me no more. Ga punya tujuan hidup yang bikin aku semangat untuk capai.
Banyak dari kita menyukai suatu hal spesifik, yang bisa bikin kita bahagia. Ada senyawa kimia tertentu yang dilepaskan tubuh yang bikin kita bahagia ketika kita melakukan suatu hal tertentu (triggernya tentu beda tiap orang), dan kita jadi kayak kecanduan akan sensasi atau perasaan itu, sehingga kita akan kejar itu karena kita ingin merasakan kembali perasaan bahagia itu. Contohnya, ada orang yang menyukai seks, they love it karena itu bikin.. bahagia? So they'd be like actively having sex biar bisa terus ngerasa bahagia, entah agar genuinely bahagia, atau sebagai pengalihan saja dari masalah-masalah yang mereka hadapi, sekali lagi tiap case berbeda, yang pasti mereka sedikit banyak bahagia.
Contoh lain, orang yang gemar berbelanja, mereka bahagia ketika mereka berbelanja, so mereka terus berbelanja. At some point muncullah pikiran "gimana ya caranya agar aku dapat terus berbelanja? Oh aku butuh duit, caranya dapat duit? Oh, aku harus kerja!" So they work their asses off despite all the hardships yang mereka temui di tempat kerja, semua demi merasakan "jaminan" kebahagiaan yang akan dapat mereka rasakan ketika nanti mereka gajian, dan lalu bisa berbelanja.
Even psycopaths agaknya begitu. Serial killer misalnya, mereka kaya nemu suatu perasaan bahagia, atau mungkin semacam kepuasan? (idk i just read it somewhere katanya begitu) ketika mereka ngebunuh orang, jadi timbul dorongan untuk mereka terus menerus ngebunuh orang, meskipun itu breaching some social norms tapi for the sake of happiness, they keep doing it anyway. Btw kalau di film-film kolosal atau aksi, anime, atau series, orang yang kecanduan ngebunuh, sampe kaya bikin koleksi trophy dari tengkorak orang-orang yang mereka bunuh gitu kaya b aja gasih? Kadang keren malah, tapi di real life aslinya serem banget zzz.
***
"Bahagia itu sederhana" they said.
..entahlah, cant relate to that. I rarely feel happiness. Most of the times i just faked it. Or just call it pseudo-happinesses, happiness that last only for a couple of seconds, then *poof* gone into thin air. Jadi kaya, heran dan iri sama orang-orang yang bilang kalau bahagia itu sederhana, cause i find it hard to even get one. Aku bahkan ga lagi se-excited itu ketika nemu duit di saku celana, ketika nonton anime, baca komik/webtoon, nonton badminton, film, dll. Semua sumber bahagiaku, sekarang udah jadi b aja.
Lagi, ketika aku nge-beli-in ortu some gifts yang selama ini mereka inginkan, sampe mereka seneng banget, kebanyakan anak pasti akan seneng juga karena udah bikin ortu mereka bahagia, kan? Im not. Kebanyakan orang akan seneng kalau gajian, kan? Im not. Always been broke my whole life but somehow i aint happy whenever i got my pay-checks. Lalu, kebanyakan orang akan seneng kalau di puji, kan? Im not. Aku ngerasa orang cuma basa-basi dan dan ga tulus ketika muji aku karena nothing in me yang layak dapat pujian itu. They're just being nice, gitu. Aku ga kesal, ga sedih, ga marah, ga bahagia atau yang lain ketika aku seharusnya bahagia, i just feel nothing. Lalu kalau aku ngga punya sesuatu yang bikin aku bahagia, apa yang harus aku lakukan dengan hidup ini? Apa alasanku untuk terus hidup? Pertanyaan yang terus menghantuiku selama ini.
I spoke with some of my tukang-sambat-juga friends terkait masalah ini, tentang pernahkah mereka merasakan apa yang aku rasakan, dan gimana pemecahannya kalau mereka pernah atau lagi ada di posisiku. Was seeking their wisdom lah. Here's their responses:
Friend #1
"Hah kamu kayanya mati rasa deh wis, masa ga ada rasa seneng ketika bikin ortu seneng? Coba deh deketin diri sama yang maha kuasa wis, dikuatin imannya cari petunjuk"
*Gabisa mengelak sih, karena aku emang ga gitu dekat secara spiritual dengan yang di atas. Worth to try mungkin?
Friend #2
"Yo cari o tujuan hidup, pengen mobil, pengen rumah, trus kejar en..!!"
*..i mean, emang bisa gitu ya? Kaya tiba-tiba disuru beli mobil sebagai tujuan hidup? Kaya?? Gabisa anjirrr.!! Itu jatuhnya kaya tujuan kebahagiaan yang dipaksakan orang ke kita buat kita kejar ga sih? Mirip sama remaja yang di kasi tau emak bapaknya buat nikah muda soalnya bakal happy, jadi dia nurut dan ternyata.. well bisa happy bisa engga. Its not their life purposes, tapi tujuan hidup orang lain yang orang lain tanamkan ke dia buat di kejar. I dont want it, hidupku bukan seperti Marionette, aku gamau jadi boneka, im the pilot of my own life, i want to pursue my own happiness. Masalahnya adalah aku gatau sumber bahagiaku itu apa, jadi aku gatau harus mulai mengejar dari mana. Bingung, tapi kalau di suru beli ini itu biar aku bahagia kegini rasanya juga bukan solusi, karena aku yaa ngga tertarik juga beli mobil, rumah, etc. Jadi buat apa aku menghabiskan waktu hidupku untuk berusaha beli mobil ketika aku bahkan ga pengen dan ga butuh mobil? Aku bahkan gabisa nyetir mobil anjirr..
I really grew envious of those who knows what they want, terlepas baik buruknya goal mereka. Katakanlah si A pengen climbing the social ladder, sampai jadi penjilat sana sini. Si B pengen beli rumah cash di usia 25, jadi dia bekerja ekstra keras dan punya sambilan bisnis tuyul. Si C pengen punya istri 3, fwb 8, jadi dia.. well entah gimana caranya mencapai itu. Anw rasanya iri, bukan dengan goal mereka, tapi dengan passionnya. Mereka bisa punya dorongan, tujuan hidup yang jelas. Tahu apa yang membuat mereka bahagia, and they passionately trying to pursue it.
Friend #3
"Nuu aku pernah di fase e awakmu iku, solusinya sabar, nanti akan berlalu dengan sendirinya.."
*..ah ok. Menerima keadaan dan menunggu bumi berputar. Sometimes i did this, worked like magic. Tiba-tiba rasa sakit berkurang, sesal menghilang, sedih terlupakan. Percaya dengan kekuatan waktu, karena time heals. But this should be like the last resort, shoulnt it?
Friend #4
"Gumbul o sama orang-orang yang punya pemikiran maju, nanti kamu pasti akan ketularan hal-hal positif. Kaya, si ini baru bikin proyek ini, trus nanti kamu pasti sedikit banyak bakal ketularan mindset e. Aku gitu soal e."
*This one is a good advice actually. I believe positive energy is contagious. Siapa tahu aku jadi ketularan ngambis dan dapat suatu tujuan hidup baru, sebuah sumber kebahagiaan baru ketika aku berhasil achieve it? Tapi aku ga gitu suka bersosialisasi dan berada di keramaian, jadi sangat-sangat meragukan aku akan beneran ngambil advice ini, sadly. Mungkin komunitas online? God probably i need to stop main twitter yang isinya ribut2 doang itu dan mulai cari aplikasi yang lebih bermanfaat. Oh one day aku mau cerita tentang mental blocks yang aku alami yang berhubungan dengan "menarik diri dari kehidupan social". Terlampau panjang untuk di share disini.
***
So yeah, i still dont know what my source of happiness is, but maybe i gotta look for it? Kebahagiaan itu dicari, bukan di tunggu, kaya gitu mungkin?
Namun, meskipun aku masih gatau tujuan hidup dan sumber kebahagiaan yang dapat membuatku terus semangat menjalani hidup, untungnya aku masih percaya sama afterlife (gini-gini aku percaya dan takut sama dunia lain dan entity yang halus-halus itu). Dan merujuk dari thread horror + thriller Twitter (yang anehnya banyak banget aku baca meskipun aku seorang penakut), tentu saja aku akan mikir dua kali untuk mengakhiri hidupku, mungkin tiga-empat kali malah. So yeah, i want to end my life, but IT WONT EVER HAPPEN karena aku penakut. Mungkin aku sekarang jadinya kaya zombie, hidup tapi ga hidup, mati tapi ga mati. They said hidup iu pilihan, dan aku pilih hidup seperti zombie daripada mati.
Still, im gonna keep on seeking for my happiness, entah ketemu apa engga, entah ketemu kapan, tapi aku yakin akan menemukannya. Dan sampai saat itu terjadi, aku ga masalah menjadi zombie. Semoga nanti aku bisa nulis-nulis lagi ketika aku berhasil menemukan apa yang aku cari.
- Inu si Tropical Bee -
0 comments