Sejak wisuda, aku sebenarnya banyak merenungkan mengenai pekerjaan. Nggak cuma sehari dua hari jadi, tapi sampai berbulan-bulan. Mungkin beberapa orang sudah tau apa yang akan mereka mau lakukan jauh-jauh hari sebelum lulus. Jadi ketika sudah lulus mereka langsung membidik targetnya tanpa buang-buang waktu.
Aku nggak begitu. Aku mudah berganti impian, karena aku
nggak benar-benar tau apa yang aku mau jauh di
depan. Misalnya, ketika aku masih SMP, aku hanya mau sekolah SMA jurusan IPA.
Ketika SMA, aku cuma mau kuliah, tak peduli jurusannya. Tapi karena harus
pilih, aku pilih peternakan karena chances of getting accepted-nya lebih besar, terlebih aku suka biologi, suka berinteraksi
dengan binatang, hewan, juga ternak. *pernah
juga pengen kerja di POM bensin karena suka bau bensin.
Kuliah, aku nggak benar-benar tau lagi apa yang aku mau. Pernah
ingin menjadi laboran, tapi pengalaman nge-lab selama penelitian skripsi
membuatku ragu mengejar yang satu ini. Dosen? oh god mikirin aja bikin stress,
harus bertahun-tahun membimbing skripsi ratusan mahasiswa gitu, trus wajib penelitian rutin, nulis buku, ngisi
seminar? Bukan aku sekali.
Ingin
jadi penulis, tapi krisis imajinasi bingung mau nulis apa. Vlogger. Youtuber. Juga pernah. Tapi aku kurang menarik, mana laku. Kreatif juga enggak. Meskipun
masih ada letupan-letupan keinginan to become one, tapi not today. Toh tools pendukungnya juga belum ada.
“Peternakan. Itu dia. Aku harus bekerja di bidang peternakan.
Ayam, sapi, kambing. Aku mempelajari semuanya di kampus. Aku harus bekerja di
peternakan”. Aku terus-terusan berfikir begitu. Tapi entah kenapa berat sekali
untuk mendaftar kerja di bidang ini. Kontradiktif dengan batin. Mungkin iya
banyak temen yang sudah mapan bekerja di peternakan. Hasil kerja juga
diapresiasi dengan sepantasnya malalui gaji.
Tapi ya itu. Ada yang terus menggangguku. Belakangan aku menyadari, semua
karena matematika dan komunikasi. Dua kelemahan terbesarku. Buat yang kenal aku,
pasti tau aku nggak pandai berhitung. Pun nervous dan nggak mudah akrab dengan
orang baru. Aku menyebutnya socially awkward. Dan entah bagaimana aku
benar-benar ingin memperbaiki kelemahanku ini.
Bagaimana dengan gaji? Well, sempat sih
pengen kerja apapun
asal gajinya besar. Tapi in the end aku pikir nggak semua hal melulu tentang uang. Yang
pertama aku harus level up dulu. Memperbaiki diri. menutup cela yang terlalu
banyak ini. Jadi nominal
income bergeser ke nomer sekian.
Hire Me! |
So yeah. Perenungan selesai. Goal setting selesai. Tinggal jalan mana yang akan kupilih untuk merealiasasikannya. Pilihan pertamaku jatuh pada marketing.
Karena pekerjaan
ini pasti menuntutku untuk bertemu orang baru setiap hari, mungkin dengan ini aku bisa memaksa diriku untuk lebih mudah bergaul. Jadi waktu itu aku
mengirim lamaran pekerjaan ke PT. Kalbe
Farma yang sedang adain walk in interview untuk posisi marketing. Akhirnya aku ikut tes
dan interview. Ok, masuk bagian sini akan mulai bikin sedih.
Jadi, interview
dengan HRD pas giliranku itu lama banget. Bisa dibilang malah
ngobrol bukannya wawancara kerja. Dan beliau orangnya
memang pinter, aku otomatis malah banyak tanya dan
cerita. Tanya jawabnya sampai tiga kali lebih lama dari yang lain (aku ngitung apllicants yang keluar masuk ruangan),
sampai akhirnya HRD
ku di tegur HRD lain (waktu itu
ada 3 HRD) karena masih banyak applicants yang belum di interview.
Aku percaya diri waktu itu. Aku yakin diterima karena HRD-nya kayak menaruh
interest lebih ke aku (wadaw GR). Pas
diakhir interview aku disuruh coba mempromosikan produk apa saja ke HRD nya. Aku sudah prepared sebenarnya, namanya
marketing ya pasti ada tes semacam ini. Tapi kebodohan ku yang tiada tara ini membuatku
kelepasan bilang “Hah? Sekarang pak? Malu pak..”. disitu senyum bapaknya
menipis dan hilang. Sorot matanya berubah..
Marketing adalah posisi yang beliau cari. Marketing adalah posisi yang aku coba isi. Dan aku bilang malu melakukan kegiatan marketing? DI DEPAN BELIAU? Aku secara tidak langsung telah menghina pekerjaan ini.
Menghina beliau. Anw, apa yang terjadi selanjutnya mungkin nggak perlu dilanjutkan, kita
sama-sama tau bagaimana endingnya. Sedih. Sesal. Mencoba
move on. Lalu evaluasi diri. Lupalah lupalah lupalahhh.
Bersambung ke Part II
1 comments
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.club
arena-domino.vip
100% Memuaskan ^-^