Beberapa hari lalu aku sempat terlibat dalam sebuah obrolan dengan teman kantor. Obrolannya ringan sih, hingga aku di tanyai apa yang aku inginkan, apa yang aku ingin pursue dalam hidup. Salah satu temen bilang, ia pengen financially stable. What an answer. Pendek, padat, jelas.
Aku? Aku jawab aku ingin bebas. What a stupid answer. I mean aku juga mau financially stable, hidup berkecukupan, punya tabungan cukup untuk masa depan, bangun rumah, etc etc. Mau juga bisa jalan-jalan kapanpun semauku. Bisa nonton badminton dan anime sesuka hatiku. Aku mau semua itu tercapai tanpa harus kerja mainstream yang dipatok dari jam sekian sampai sekian dan berapa hari dalam seminggu, under presssure dari bos-bos bawel dan galak, difitnah dan dijahati rekan kerja yang jealous seperti di sinetron, dll. Makanya aku bahagia bekerja sebagai freelancer. Aku bebas menentukan jam kerja dan income-ku. Rekan kerja juga sangat baik, positif dan suportif tidak seperti di sinetron. Aku sangat bersyukur dengan pekerjaanku saat ini. Aku ingin bebas, dan aku sudah mendapatkannya.
Tapi yahh seperti biasa aku terlalu malas menjelaskan detail maksudku dan mungkin juga kebiasaanku untuk tak pernah mau terbuka dan speak my mind ke orang-orang yang tidak begitu ku kenal, jadi ya itu, aku hanya bilang aku mau bebas. Benar-benar ambigu. Kesannya jadi saat ini aku sedang depresi, teraniaya dan terkurung dalam lingkungan pekerjaan yang aku gak cocok kayak burung dalam sangkar yang memimpikan kebebasan. Aku yakin siapapun yang mendengar jawabanku pasti akan mengira begitu :(
***
Then, aku bilang aku mau kuliah lagi. S2. Why? "Aku cuman pengen belajar aja". What an another stupid answer. Nggak salah sih, karena aku jujur memang mau kuliah lagi karena aku suka belajar, terutama biologi. Yup aku suka biologi. Aku suka baca-baca, cerita dan dan diceritain tentang biologi, makanya aku ingin kuliah lagi. Sama seperti aku suka anime, makanya aku nonton anime atau aku suka badminton makanya aku mengikuti event-event badminton, mengenal atlet lebih jauh, dan lain-lain. Tapi lagi-lagi dari jawabanku itu kesannya aku pengen jadi scientist atau dosen atau mengejar gelar atau buang-buang uang dan tidak cinta atau serius dengan pekerjaanku saat ini. Well, hanya karena aku suka biologi bukan berarti aku harus menjadi scientist atau dosen kan? Suka anime dan badminton membuatku harus mengejar karir jadi animator atau athlete? No, not necessarily. Hobby is just a hobby. Untuk pekerjaan, aku tetap consider my current job as my dream-come-true job. Tapi mungkin pilihan kataku dan cara menyampaikannya yang menggiring opini lawan bicaraku jadi seperti itu. It happens all the time.
Dan kenapa harus kuliah kalau cuma mau belajar? Bisa sih misalnya aku hanya baca-baca jurnal, artikel, menonton YouTube tentang biologi, tanpa perlu kuliah. Tapi.. beda aja gitu kalau ada interaksi sama dosen, classmate, guru, jadi dua arah, senang aja gitu. Sementara aku ngga mungkin dong ngobrol sama temen kantor atau random people yang aku temui terus tiba-tiba basa-basi tentang biologi? Kek, "eh tau gak mitokondria tuh menghasilkan sekian ATP kalau kita makan sekian, keren yahh". Nggak banget. Forum biologi pun lebih susah ditemui dibanding forum badminton atau anime. Susah sekali nemu orang yang cocok buat diajak ngomongin topik ini. Yang paling sering malah ngomongin artis, bola, seleb instagram, vlogger grebek rumah, pamer kekayaan, debat capres yang nggak banget.
***
.
PR ku saat ini, belajar menganalisa situasi, adaptif, jawab pertanyaan sesuai situasinya. Ini bukan cuman sekali dua kali, ingat banget apa yang terjadi kalau aku jawab tanpa mikir dulu (uhuk mengorek luka lama interview kerja.. pergi kau pergii kenangan buruk pergiii).
Well, next time, kalau ditanya apa yang ingin aku pursue dalam hidup, mungkin akan kujawab yang mainstream-mainstream aja, jawaban teraman, "aku mau sukses". Yeah, sukses. Whatever that means.
Well, next time, kalau ditanya apa yang ingin aku pursue dalam hidup, mungkin akan kujawab yang mainstream-mainstream aja, jawaban teraman, "aku mau sukses". Yeah, sukses. Whatever that means.